Translate this post ...

... Include the source if you want to post back in this article ... ... Happy reading and hopefully useful ... ^_^

Monday, May 24, 2010

Karya Ilmiah

PENTINGNYA TATA TERTIB
DI LINGKUNGAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS


Oleh :
Raiysatul Hayy


DINAS PENDIDIKAN
KOTA PADANG
PROVINSI SUMATERA BARAT

HALAMAN PENGESAHAN

Dinyatakan diterima setelah diperiksa oleh guru pembimbing bidang studi Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Padang.

Judul : Pentingnya Tata tertib di Lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Nama : Raiysatul Hayy
NISN : 9924910810
Bidang studi : Bahasa Indonesia

______________________________________________Padang, ...Mei 2010

____Penulis________________________________________Mengetahui,
Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia



__( Raiysatul Hayy )_________________________________( Drs. Syahrul )__

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Pentingnya Tata tertib di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Materi ilmiah ini mengacu pada percepatan perubahan tatanan sosial budaya dalam masyarakat modern dewasa ini yang bertujuan terjaminnya tumbuh kembang anak berupa kedisiplinan akan tata tertib di sekolah.

Penyusunan karya ilmiah ini berdasarkan pengarang yang berpengalaman ditambah dengan literatur-literatur yang dapat dipertanggungjawabkan dan masukan dari guru pembimbing.

Kami berharap karya ilmiah ini dapat memberikan pengetahuan yang berarti dan bermanfaat dalam proses penciptaan kedisiplinan dalam lingkungan sekolah.

Kami menyadari karya ilmiah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun daripada pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan dan perbaikan karya ilmiah ini.

Padang, ... Mei 2010

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................................2
B. Rumusan Masalah......................................................................................................3
C. Tujuan Pembahasan...................................................................................................4
D. Manfaat pembahasan.................................................................................................5
E. Sistematika Penelitian................................................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................................7

1. Apa itu tata tertib?......................................................................................................8
2. Bagaimana kah jika tata tertib tersebut tidak ada?...............................................9
3. Bagaimana kah jika tata tertib tersebut dilanggar?..............................................10
4. Pentingnya tata tertib di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA)..............11
5. Apa saja bentuk tata tertib di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA)?...12
6. Kerangka Berpikir....................................................................................................13

BAB III METODE PENELITIAN

A. Dasar Penelitian ......................................................................................................14
B. Fokus Penelitian .....................................................................................................15
C. Sumber Data Penelitian .........................................................................................16
D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ....................................................................17
E. Objektivitas dan Keabsahan Data .........................................................................18
F. Metode Analisis Data ..............................................................................................19
G. Prosedur Penelitian ................................................................................................20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................21

A. Hasil Penelitian ........................................................................................................22

1. Gambaran Umum Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8..............................23
2. Keadaan Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Padang ....................24
3. Keadaan Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Padang .....................25
4. Tingkat Kedisiplinan Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Padang ...26

B. Pembahasan ................................................................................................................27

1. Pelaksanaan Peraturan Tata Tertib Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Padang
2. Kendala–Kendala Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Padang

BAB V PENUTUP.............................................................................................................30

A. Kesimpulan .................................................................................................................31
B. Saran .............................................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................33

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal di dalam kehidupan manusia. Dimana pun dan kapan pun di dunia ini terdapat pendidikan. Pendidikan juga bersifat nasional bahkan dapat pula bersifat individual. Pendidikan merupakan perbuatan atau tindakan yang diarahkan kepada manusia agar potensi-potensi yang dimiliki individu tersebut dapat ditumbuh-kembangkan secara nyata.Dengan demikian, tujuan nasional suatu pendidikan sangat dipengaruhi oleh falsafah atau pandangan hidup yang dianut oleh suatu bangsa. Juga halnya dengan pendidikan di negara Indonesia mempunyai tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang berbunyi:

“Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung-jawab”.

Demi mewujudkan tercapainya cita-cita tujuan Pendidikan Nasional, Tata Tertib adalah satu-satunya rambu-rambu yang harus ditaati oleh para pelajar agar selamat sampai ke tujuan memperoleh Pendidikan yang baik dan berguna untuk diri sendiri dan masyarakat luas. Apabila tata tertib itu tidak ada, maka akan menyebabkan rendahnya nilai moral di dunia pendidikan.

Jika Negara ini memiliki konstitusi, undang-undang dan peraturan perundang-undangan lainnya, maka sekolah memiliki tata tertib sekolah. Negara memiliki tata tertibnya tersendiri, yaitu yang diatur dalam UUD 1945. Dengan demikian, Negara
mempunyai suatu norma yang akan mengatur rakyatnya untuk lebih tertib demi tercapainya cita-cita hidup berbangsa dan bernegara yang harmonis. Jika tidak ada UUD 1945 tersebut, tentu Negara ini akan hancur. Dimana semua warga negara sudah berprilaku sesuai dengan keinginannya sendiri tanpa mengetahui antara HAK dan Kewajibannya. Tentu lah ini sangat tidak baik bagi bangsa ini, jika warganya bersikap sewenang-wenang tanpa aturan.

Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa tata tertib itu sangat lah penting. Apalagi menyangkut kepada tata tertib di Lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA). Jika tidak adanya tata tertib, maka dampaknya akan menimbulkan ketidakharmonisan di lingkungan sekolah. Tata tertib di sekolah akan menciptakan pribadi yang lebih disiplin dan terarah serta lebih produktif. Secara sadar tata tertib yang ada akan menanamkan nilai moral dan agama untuk dapat diterapkan dalam kepribadian siswa di sekolah.Setiap aturan yang dibuat pastinya akan ada kasus-kasus seperti pelanggaran-pelanggaran. Tata tertib yang dibuat ternyata secara sadar pun masih terdapat beberapa pelanggaran. Ini mencerminkan belum adanya tingkat kesadaran akan aturan-aturan yang telah dibuat. Dampaknya tentu akan menimbulkan kekacauan dan bahkan lebih kepada menyebabkan sekolah-sekolah menjadi tidak beraturan dan rendahnya kualitas dari sekolah tersebut.

Di sini kita akan membahas dengan tujuan memberi manfaat untuk tercapainya cita-cita Pendidikan Nasional serta menumbuhkan rasa cinta tanah air sekaligus memotivasi kita untuk menyadari betapa pentingnya sebuah tata tertib di sekolah. Dengan ini kita dapat menyadari bahwa nasib negara kita ini tergantung pada generasi muda saat sekarang ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa itu tata tertib?
2. Bagaimana kah jika tata tertib tersebut tidak ada?
3. Pentingnya tata tertib di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA)
4. Apa saja bentuk tata tertib di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA)?

C. Tujuan Pembahasan

* Tata tertib sekolah dapat menciptakan disiplin dan orientasi akadmis warga sekolah pada khususnya, dan meningkatkan capaian sekolah pada umumnya.
* Dengan tata tertib sekolah, warga sekolah diharapkan dapat mengembangkan pola sikap dan perilaku yang lebih disiplin dan produktif.
* Dengan tata tertib tersebut, warga sekolah memiliki pedoman dan acuan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam melaksanakan kebijakan, program, dan kegiatan sekolah.
* Menciptakan kehidupan sekolah yang kondusif.
* Untuk mengetahui pelaksanaan tata tertib sekolah saat ini di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA).
* Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh pihak sekolah demi terlaksananya tata tertib di sekolah.
* Untuk mengetahui mengapa tata tertib itu dianggap penting.
* Untuk mengetahui bentuk-bentuk tata tertib yang ada di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA).
* Menjadikan siswa lebih patuh pada tata tertib yang ada.
* Menjadikan siswa berdisiplin tinggi.

D. Manfaat Pembahasan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara akademis atau teoritis dan manfaat praktis antara lain:

1. Manfaat Akademis

Untuk memperoleh bahan yang diperlukan dalam penulisan karya ilmiah, serta pengembangan di bidang pendidikan terutama dalam bidang studi Bahasa Indonesia.

2. Manfaat praktis

Secara praktis hasil pembahasan ini dapat memberikan masukan dalam melaksanakan bimbingan kepada siswa Sekolah Menengah Atas, untuk meningkatkan kesadaran dan mematuhi peraturan atau tata tertib sekolah serta melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari khususnya di sekolah.

E. Sistematika Penelitian

Penyusunan laporan penelitian ini dibagi dalam tiga bagian dengan sitematika sebagai berikut :

1. Bagian awal memuat halaman judul, halaman pengesahan, persetujuan, pernyataan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran.

2. Bagian naskah terdiri dari lima bab sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan, mernuat secara ringkas tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Masalah, Manfaat Pembahasan, dan Sistematika Penelitian.
Bab II : Landasan teori.
Bab III : Metode penelitian.
Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan
Bab V : Penutup. Kesimpulan dan saran.

3. Bagian akhir. Bagian ini memuat 2 (dua) hal pokok, yaitu:

a. Daftar Pustaka
b. Lampiran-lampiran

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Tata Tertib

Tata tertib merupakan kosakata yang terbentuk dengan mengunakan imbuhan-imbuhan baru, pada awalnya tata tertib berasal dari dua kata, yaitu kata “tata” yang artinya susunan, peletakan, pemasangan, atau bisa disebut juga sebagai ilmu, contohnya, tata boga, tata graham, dan lain sebagainya. Dan kata yang kedua adalah kata “tertib” yang artinya teratur, tidak acak-acakan, rapih. Dalam kosakata bahasa Indonesia kata “tata tertib” mempunyai pengertian yang baru, tapi masih aa keterkaitan dengan arti dari kedua kata tersebut, jadi kosakata tata tertib artinya adalah sebuah aturan yang dibuat secara tersusun dan teratur, serta saling berurutan, denga tujuan semua orang yang melaksanakan peratauran ini melakukannya sesuai dengan urutan-urutan yang telah dibuat.

B. Bagaimana kah jika tata tertib tersebut tidak ada?

Tata tertib dibuat demi kelancaran PBM (Proses Belajar Mengajar). Dengan adanya tata tertib, maka PBM akan berjalan dengan lancar. Hal tersebut butuh sebuah kerjasama dari warga sekolah tersebut. Jika tidak ada, maka kelancaran tersebut tidak dapat tercapai. Bagaimanakah jika tidak ada tata tertib itu? Tentu akan menimbulkan beberapa permasalahan di ruang lingkup sekolah.

Pada lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA) jika tidak ada tata tertib, maka kehidupan sekolah tersebut tidak akan kondusif dan tidak tercapainya tujuan sekolah pada umumnya.Terganggunya PBM merupakan salah satu dampak dari tidak adanya tata tertib. Sebagai contoh kasus-kasus pelanggaran yang ada di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA), sebagai berikut :

* Banyaknya siswa yang datang terlambat ketika PBM sudah berlangsung.
* Adanya siswa yang keluar ruangan kelas pada saat guru yang mengajar belum datang saat PBM berlangsung.
* Masih terdapatnya siswa-siswi yang kurang mematuhi aturan sekolah seperti kelengkapan atribut sekolah.
* Siswa-siswi kurang menghargai guru.
* Merusak sarana dan prasarana yang ada di sekolah, dsb.

Adapun faktor yang menyebabkan pelanggaran siswa antara lain :

1. Masalah keluarga.
2. Faktor teman sebaya dan lingkungan
3. Adanya pengaruh dari media massa serta adanya faktor lain yang yang bisa datang dari dalam dirinya sendiri.

C. Pentingnya tata tertib di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Dalam pembentukan, pembinaan dan pengembangan kedisiplinan, setiap sekolah sebagai lembaga pendidikan yang bersifat formal, negeri maupun swasta perlu mempunyai aturan atau tata tertib. Seperti yang banyak kita temukan saat sekarang ini menyangkut kepada hal-hal yang berkaitan dengan tata tertib sekolah. Adanya tata tertib akan menciptakan disiplin dan orientasi akadmis warga sekolah pada khususnya, dan meningkatkan capaian sekolah pada umumnya. Apabila di lingkungan sekolah tidak memiliki tata tertib, sekolah tersebut belum bisa memberikan pendidikan moral kepada pelajarnya. Moral sangat lah penting untuk siswa agar para pelajar dapat lebih disiplin dan tidak sewenang-wenang. Dengan adanya tata tertib, maka akan menumbuhkan nilai-nilai moral pada siswa. Di SMA banyak terjadi kasus-kasus pelanggaran yang terjadi karena kurangnya pendidikan moral pada siswa.

Peranan tata tertib di sekolah adalah mengatur kehidupan para pelajar baik yang bersifat kurikuler maupun ekstra kurikuler. Dalam kenyataan sehari-hari masih banyak diantara para pelajar yang melanggar tata tertib sekolah. Maka penting lah tata tertib tersebut dibuat agar tidak adanya pelanggaran yang terjadi.

D. Apa saja bentuk tata tertib di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA).?

Contohnya dapat kita lihat pada Tata tertib di lingkungan SMA Negeri 8 Padang. Tata tertib ini berlaku untuk setiap siswa.

Dimana tata tertibnya adalah :

(a). Umum

* Bertanggungjawab menjaga nama baik sekolah.
* Wajib menghormati orang tua, guru dan anggota masyarakat lainnya.
* Dilarang menonton film-film dan bacaan porno dan menonton televisi yang tidak sesuai dengan jangkauan sebagai seorang pelajar.
* Tidak dibenarkan merokok, meminum-minuman keras atau minum yang memabukkan di sekolah maupun di luar sekolah.
* Dilarang berkelahi, berjudi, serta merayakan ulang tahun yang sifatnya merusak. Seperti : Lempar telur pakai tepung, tanah, pasir, air dan lain-lain di sekolah.

(b). Pakaian dan Tata tertib

* Selama jam-jam sekolah dan upacara sekolah setiap siswa diwajibkan memakai seragam sekolah yang telah diberi lambang sekolah.
* Seragam harus memiliki atribut yang lengkap.
* Bagi siswa laki-laki bajunya harus dimasukkan ke dalam celana, serta memakai ikat pinggang.
* Bagi siswa perempuan memakai jilbab dan tidak dibenarkan memakai baju seragam yang pendek.
* Untuk hari senin siswa memakai baju putih abu-abu, hari rabu dan sabtu memakai baju batik, hari jum'at memakai baju muslim dan hari kamis memakai baju pramuka.
* Memakai sepatu berwarna hitam dan kaus kaki putih, kecuali siswa yang kakinya sakit. Pada hari kamis memakai kaus kaki hitam.
* Tata rias rambut untuk siswa pria harus rapi, tidak boleh menutupi sebagian atau seluruh telinga (jambrid), cat, jelly dan juga tidak boleh sampai kekerah/ leher baju serta disisir dengan rapi.
* Bagi siswa wanita tidak dibenarkan memakai pakaian dan perhiasan berlebih, bersolek berlebihan, berkutek, bercalak, berkuku panjang dan memakai sepatu yang tidak wajar untuk seorang pelajar.
* Tidak boleh membawa HP kamera.
* Tidak boleh membawa uang yang berlebihan.
* Dilarang membawa senjata tajam, kecuali pada waktu-waktu tertentu untuk keperluan yang berhubungan dengan pelajaran.

(c). Masuk sekolah

* Harus berada di pekarangan sekolah sekurang-kurangnya lima menit sebelum lonceng masuk berbunyi.
* Semua siswa harus masuk ke kelas ketika bel masuk berbunyi.
* Tidak dibenarkan meninggalkan ruangan belajar, kecuali seizin guru yang mengajar pada jam sebelumnya.
* Siswa yang datang terlambat +/- 10 menit tidak dibenarkan mengikuti pelajaran sebelum mendapat izin dari guru piket sekolah atau guru yang sedang mengajar di kelas.

(d). Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung

* Sebelum guru datang, Ketua/ Wakil Ketua/ Piket Kelas harus menyediakan alat-alat pelajaran.
* Sebelum pelajaran dimulai siswa berdo'a bersama-sama menurut keperayaan masing-masing.
* Berbahasa Indonesia dengan baik.
* Menjaga ketertiban, ketentraman dan ketenangan kelasnya masing-masing.
* Tidak dibenarkan mondar-mandir di atas teras sekolah, meniggalkan kelas, dan keluar pekarangan sekolah.
* Selama PBM (Proses Belajar Mengajar) berlangsung tidak dibenarkan bermain dan meribut.
* Diwajibkan melaksanakan sholat pada waktu jam sholat (bagi yang beragama islam).
* Tidak dibenarkan memasuki kantor Kepala Sekolah, Tata Usaha, Ruang Guru, kecuali jika ada keperluan setelah mendapat izin.

(e). Meninggalkan sekolah

* Dilarang meninggalkan sekolah sama sekali tanpa izin.
* Siswa yang meninggalkan sekolah untuk sebahagian jam pelajaran atau untuk keseluruhan jam pelajaran pada satu hari karena sakit atau sesuatu halangan penting, harus mendapat izin dari guru piket, Wali Kelas atau Wakil Kepala Sekolah.
* Siswa yang sakit harus membuat surat dan ditandatangani oleh orang tua/ wali yang bertanggungjawab atas sekolah siswa yang bersangkutan.
* Siswa yang meninggalkan sekolah 3 hari berturut-turut tanpa izin akan dipanggil untuk memberikan penjelasan.
* Siswa yang meninggalkan sekolah 3 hari berturut-turut atau lebih, setelah dipanggil orang tuanya tiga kali berturut-turut tapi tidak memenuhi panggilan, maka anaknya dipertimbangkan untul dikembalikan kepada orang tuanya / diberhentikan.

(f). Tugas dan kewajiban

* Diwajibkan menjaga keselamatan, kebersihan gedung, perkarangan (halaman) sekolah serta alat-alat perlengkapan lainnya.
* Memelihara keselamatan, kebersihan dan kerapian buku-buku serta alat-alat pelajaran lainnya, baik milik pribadi maupun milik sekolah.
* Pembayaran iuran Komite paling lambat tanggal 10 pada setiap bulannya.

(g). Pergaulan dan Kesopanan

* Bergaul sesamanya, saling menghargai dan hormat-menghormati.
* Dilarang berpacaran / berdua-duaan.
* Mengenal nama guru yang ada di SMA Negeri 8 Padang.

(h). Hukuman

Denda :

1. Terlambat memberikan 1 batu bata
2. Absen memberikan 2 batu bata
3. Cabut memberikan 3 batu bata
4. Tidak ikut upacara memberikan 3 batu bata
5. Melanggar Tata tertib berpakaian memberikan 2 batu bata
6. Membuat onar memberikan 5 batu bata dan dilanjutkan ke BK / Walas.

Jenis pembinaan yang diberikan :

1. Nasehat.
2. Teguran / Denda.
3. Dipanggil orang tua / wali.
4. Diskor untuk jangka waktu yang ditentukan.
5. Dikembalikan kepada orang tua.

E. Kerangka Berpikir

BAB III METODE PENELITIAN

A. Dasar Penelitian

B. Fokus Penelitian

Fokus kepada pola tingkah laku warga di lngkungan SMA dan kejadian yang ada.

C. Sumber Data Penelitian

Melalui media dan argument dari beberapa pihak objek yang diteliti.

D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara (interviu) dan dokumentasi.

a. Observasi

Dalam penelitian ini, observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistemik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa,sehingga peneliti berada bersama objek yang diselidiki, disebut observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa tersebut diamati melalui film, rangkaian slide atau rangkaian foto. Berkaitan dengan jenis observasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi secara langsung dan tidak langsung yaitu di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Padang.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu wawancara yang mengajak pertanyaan – pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2002:135). Wawancara merupakan data informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan lisan, untuk dijawab secara lisan pula. Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data berupa pedoman atau instrumen wawancara yaitu berbentuk pertanyaan yang diajukan kepada subjek penelitian. Sedangkan wawancara yang diterapkan adalah wawancara berstruktur. Wawancara berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci. Selain itu wawancara dilakukan melalui wawancara tak berstruktur yaitu wawancara dilakukan secara informal, dimana pertanyaan tentang pandangan sikap, keyakinan subjek atau tentang keterangan lainnya yang berkaitan dengan Pentingnya Tata Tertib di LingkunganSekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Padang yang diajukan secara bebas kepada subjek penelitian. Di samping itu wawancara ini dapat dikembangkan apabila diperlukan untuk melengkapi data – data yang masih kurang. Kelebihan tersebut wawancara tak berstruktur antara lain:

1). Memungkinkan peneliti untuk mendapatkan keterangan dengan lebih cepat.
2). Ada keyakinan bahwa penafsiran responden terhadap pertanyaan yang diajukan adalah tepat.
3). Sifatnya lebih luas.
4). Pembatasan – pembatasan dapat dilakukan secara langsung, apabila jawaban yang diberikan melewati batas ruang lingkup masalah yang diteliti.
5). Kebenaran jawaban dapat diperiksa secara langsung.

Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa wawancara adalah untuk mendapatkan gambaran yang sejelas – jelasnya dan informasi yang selengkap – lengkapnya. Melalui wawancara ini diharapkan peneliti mendapatkan gambaran mengenai pelaksanaan tata tertib sekolah sebagai sarana pendidikan moral di LingkunganSekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Padang.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, surat, lengger, agenda dan sebagainya.

E. Objektivitas dan Keabsahan Data

1. Objektivitas Data

Objektivitas terhadap keabsahan data merupakan salah satu bagian yang penting di dalam penelitian kualitatif deskriptif, untuk mengetahui derajat kepercayaan dari hasil penelitian yang dilakukan. Apabila peneliti melaksanakan objektivitas terhadap keabsahaan data secara cermat dengan teknik yang tepat dapat diperoleh hasil penelitian yang benar – benar dapat dipertanggungjawabkan dari berbagai segi.

2. Keabsahan Data

Keabsahan data diterapkan dalam rangka membuktikan kebenaran temuan hasil penelitian dengan kenyataan di lapangan. Lincoln dan Guba (Moleong, 2002:175) untuk memeriksa data pada penelitian kualitatif deskriptif antara lain digunakan taraf kepercayaan data (Credibility). Teknik yang digunakan untuk melacak Credibility dalam penelitian ini yaitu Teknik Triangulasi (Triangulation). Teknik Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2002:178). Teknik Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan metode artinya bahwa teknik pemeriksaan dengan membandingkan atau mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda (Moleong, 2002:178). Teknik Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi yang memanfaatkan penggunaan sumber dan metode yaitu pemeriksaan keabsahaan data dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan dokumentasi serta dengan pengecekan penemuan hasil penelitian. Dari beberapa teknik triangulasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Triangulasi dengan memanfaatkan sumber berarti membandingkan dan mengecek bahwa derajat kepercayaan sesuatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal ini dicapai dengan jalan:

1). Membandingkan data hasil wawancara.
2). Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
3). Membandingkan apa yang dikatakan orang – orang tentang situasi penelitian dengan yang dikatakan sepanjang waktu.
4). Membandingkan keadaan pada perspektif seseorang dengan berbagai pendapat orang lain.
5). Membandingkan hasil wawancara dengan isi sesuatu dokumen yang berkaitan.

b. Triangulasi dengan metode terdapat dua strategi yaitu:

1). Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data.
2). Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dan metode yang sama.
Dengan menggunakan kedua teknik triangulasi di atas akan dapat diperoleh hasil penelitian yang benar – benar sahih, karena kedua teknik triangulasi di atas sangat sesuai dengan penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif.

F. Metode Analisis Data

1. Tinjauan Metode Analisis Data

Patton (Hasan, 2002:97) mengemukakan analisis data adalah proses mengatur urutan data mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan Bogdan dan Taylor (Hasan, 2002:97) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumusakan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu. Moleong (2002) menyatakan bahwa yang dimaksud analisis data adalah proses mengorganisasikan dan menGurutkan data ke dalam pola, kategori satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dirumusakan hipotesis kerja seperti yang dirumuskan data.

2. Bentuk dan Cara Melakukan Analisis Data

Pada prinsipnya analisis data ada dua cara yaitu analisis statistik dan analisis non statistik, hal ini tergantung pada datanya. Adapun analisis data non statistik, yang disebut juga sebagai analisis kualitatif deskriptif yaitu analisis yang tidak menggunakan model matematik, model statistik dan ekonometrik atau model – model tertentu lainnya. Analisis data dilakukan terbatas pada teknik pengolahan datanya, seperti pada pengecekan data dan tabulasi, dalam hal ini sekedar membaca tabel – tabel, grafik – grafik atau angka – angka yang tersedia kemudian melakukan uraian dan penafsiran (Hasan, 2002:98).

Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif non statistik, dimana komponen reduksi data, dan sajian data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data setelah data terkumpul maka, tiga komponen analisis (reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan) berinteraksi. Ini untuk menjawab permasalahan pertama dari penelitian.

Langkah – langkah analisis kualitatif deskriptif adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data ialah mencari, mencatat dan mengumpulkan semua data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan yaitu pencatatan data yang diperlukan terhadap berbagai jenis data dan berbagai bentuk data yang ada di lapangan yang diturunkan peneliti serta melakukan pencatatan di lapangan.

b. Reduksi data

Data yang telah terkumpul dipilih dan dikelompokkan berdasarkan data yang mirip atau sama. Kemudian data ini diorganisasikan untuk mendapatkan kesimpulan data sebagai bahan penyajian data. Penyusunan data dilakukan dengan pertimbangan penyusunan data sebagai berikut:

1). Hanya memasukan data yang penting dan benar – benar dibutuhkan.
2). Hanya memasukan data yang benar – benar objektif.
3). Hanya memasukan data yang autentik.
4). Membedakan antara data informasi dengan pesan pribadi responden (Rachman, 1999:103).

c. Penyajian data

Setelah diorganisasikan, selanjutnya data disajikan dalam uraian – uraian naratif disertai dengan bagan atau tabel untuk memperjelas penyajian data.

d. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Setelah data disajikan, maka dilakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Untuk lebih jelasnya proses pengumpulan data,reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi, serta interaksi dari ketiga komponen dapat dilihat pada gambar 4 sebagai berikut:

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini meliputi tiga tahapan yaitu:

1. Tahap pembuatan rancangan

Tahap ini merupakan langkah awal dan pertama peneliti mempersiapkan segala macam yang dibutuhkan sebelum memasuki tahapselanjutnya terjun dalam kegiatan penelitian. Pada tahap ini peneliti melaksanakan beberapa alur yaitu memilih masalah, studi pendahuluan, merumuskan masalah, memilih pendekatan, menemukan variabel dan sumber data serta menentukan dan menyusun instrumen.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian, dengan melaksanakan pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan pencatatan. Kemudian melaksanakan analisis data dengan semua data yang telah diperoleh di lapangan dianalisis dan dicek atau diperiksa kebenarannya menggunakan teknik triangulasi.

3. Tahap penyusunan laporan

Kegiatan penelitian menuntut agar hasilnya disusun, ditulis dalam bentuk laporan penelitian agar hasilnya diketahui orang lain, serta prosedurnya pun diketahui orang lain pula sehingga dapat mengecek kebenaran pekerjaan penelitian tersebut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Padang

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 pada umumnya memiliki peraturan yang memadai dan terarah, namun masih terdapatnya kasus-kasus pelanggaran. Ini disebabkan kurang disiplinnya para siswa.

2. Keadaan Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Padang

Keadaan siswanya pada umumnya banyak yang tidak mematuhi peraturan dan tata tertib yang ada. Masih banyak siswa yang terlambat dan berkeliaran di jam-jam pelajaran sedang berlangsung.

3. Keadaan Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Padang

Keadaan guru di SMA Negeri 8 masih adanya guru yang kurang memperhatikan siswa dan tidak disiplin waktu. Adakalanya guru-guru masih banyak yang terlambat datang ke sekolah dan tidak ada pada saat PBM berlangsung.

4. Tingkat Kedisiplinan Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Padang

Tingkat kedisiplinan siswa belum tampak, karena masih banyak siswa yang terlambat dan tidak patuh pada peraturan.

B. Pembahasan

1. Pelaksanaan Peraturan Tata Tertib Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Padang

Pelaksanaan peraturan masih belum berlangsung dengan baik. Adanya siswa yang makan di kantin saat tidak adanya guru di kelas dan guru kurang memperhatikannya. Terkadang ketika masih ada guru yang mengajar, siswa permisi ke luar untuk alasan ke wc padahal siswa tersebut pergi ke kantin untuk nongkrong dan membeli makanan. Namun, tata tertib masih ada yang berlangsung baik seperti : Siswa yang terlambat pada hari senin dan jum'at akan diberdirikan di depan gerbang sekolah dan pintu gerbang dikunci. Pintu gerbang akan dibuka setelah upacara / kultum selesai.

2. Kendala–Kendala Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Padang

Kendala yang ada adalah ...

Bab V PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Tata tertib di Lingkungan Sekolah Mengengah Atas belum dapat dilaksanakan dengan baik. Masih adanya kasus-kasus pelanggaran yang terjadi dan kurangnya kesadaran dari siswa mengenai peraturan yang telah dilaksanakan.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan agar pendidik dan orang tua dapat menjalin kerjasama dalam memberikan contoh dan membimbing siswa untuk meningkatkan kedisiplinan dan mentaati peraturan yang ada di sekolah dengan sadar dan bertanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

...

Baca juga: 101 Nama-Nama Lain Hari Kiamat

No comments:

Post a Comment

Thank you for coming this blog :)