Translate this post ...

... Include the source if you want to post back in this article ... ... Happy reading and hopefully useful ... ^_^

Saturday, April 30, 2016

Perempuan Pengendara Sepeda Motor (PPSM)

Ya, aku seorang perempuan. Pada tanggal 1 Agustus nanti, usiaku genap 24 tahun. Sejak dibelikan sepeda motor oleh ayahku (lima tahun yang lalu), tentu terjadi perubahan dalam hidupku (bayangkan saja dari semula pejalan kaki dan pengguna angkutan umum, menjadi pengendara motor). Bukan tanpa tujuan ayah membelikanku sepeda motor (oia, motornya matic merk Honda Vario Techno). Sepeda motor ini dibeli dengan tujuan 'hemat' (irit biaya daripada harus naik angkutan umum terus-menerus, serta memudahkan mobilitas (perpindahan) haha kan lebih gesit dibanding jalan kaki (kalau setuju berarti kita senasib).

Ah sudahlah, sebenarnya bukan itu inti tulisan ini. Panjang cerita jika dimulai dari kisah pertama kali (angggap saja di atas itu adalah bagian pembukaan cerita..ya, sudah lima tahun juga kan). Oke, langsung ke pokoknya.

...sebagai seorang PPSM (Perempuan Pengendara Sepeda Motor), berikut beberapa hal yang saya (kita ganti kata aku ke saya biar greget ya..) temukan saat berkendara (temuan yang hebat dan dahsyat).

And I want to TALK you... this

Tali Helm 
Asap Knalpot
Lampu Sein
Kaca Spion

Jadi, cukup TALK empat hal itu saja saat ini (ada kemungkinan ditambah).

Bismillah...
..,mari baca dengan baik ketikkan saya berikut ini:



Pertama, Tali Helm.

Bukan soal mana yang lebih dulu dibahas dan itulah yang terpenting (karena semua bahasan saya penting menurut saya). Hanya saja, karena saat menulis ini saya menemukan singkatan TALK untuk mewakili keempat bahasan dan ini bukanlah iklan bedak Salicyl Talk (tiba-tiba keinget bedak ini..entah kenapa).

Langsung saja, "Pasanglah tali helm saat mengenakan helm!" Itulah kata-kata yang sebenarnya kesal melihat orang lain tidak memasang tali helmnya. Sedangkan yang memasang tali helm saja, ada kemungkinan juga helm terlepas dari kepalanya jika terjadi kecelakaan. Saya mengenakan helm bukan semata-mata karena takut ditilang bapak polisi, tetapi lebih ke melindungi kepala saya. Pembaca mau tau bahayanya? Coba saja tonton di youtube video-video kecelakaan pengendara motor yang tidak mengenakan atau mengenakan helm (semoga ketemu videonya). Setidaknya helm ini melindungi kepala dari benturan, daripada tidak sama sekali dan lebih baik lagi talinya dipasang. Atau barangkali kepala kita lebih keras daripada aspal?

Beberapa orang yang tidak memasang Tali Helm mengatakan bahwa dia malas memasang tali helmnya. Nah! Apakah pembaca juga salah satunya?

Pesan:
  1. Pasanglah Tali Helm saat menggunakan helm.
  2. Jika merasa malas, coba buat sadar akan pentingnya (atau perlu sadar akan bahayanya setelah menonton video kecelakaan di youtube?); dan
  3. Pastikan tali terpasang dengan baik. Menurut saya ini mengurangi kemungkinan helm terlepas dari kepala dan tidak ditilang bapak polisi. Selebihnya manfaat helm silakan searching google.
Kesan:

Ternyata, rasa malas itu berbahaya dan membahayakan!




Kedua, Asap Knalpot.

Bicara soal 'asap knalpot', saya tipe orang yang 'tidak suka' dengan baunya (atau mungkin di sini ada pembaca suka dengan baunya?). Tapi, jika 'asap sate', saya suka (tak perlu dijelaskan karena tidak ada yang bertanya kenapa suka).

Jadi, ketika saya mengendarai motor, di depan ada pengendara lain (sepeda motor juga) yang bunyi knalpot-nya keras (atau mungkin tu knalpot kurang makan sayur) dan tak hanya keras bunyinya, tapi juga mengeluarkan bau yang tidak sedap (kalau mie sedap jelas sedap karena bumbunya enak 'maaf sedikit curcol' dan tentu bau asap knalpot sudah pada tau).

Sama seperti asap fogging. Saya kesal, dan dalam hati berkata "cubolah knalpotnyo tu maadok ka mukonyo bia dicubonyo rasonyo baa, motor lai gagah, tapi barasok!" (terdeteksi bahasa minang), artinya: "Coba lah knalpotnya itu menghadap ke wajahnya, biar dicobanya rasanya seperti apa, motornya ada bagus, tapi berasap".

Intinya, saya kesal dengan sepeda motor yang saya temui. Motornya keren, tapi asapnya juga keren (keren ngalahin asap api unggun dan baunya wah..). Saya jadi bertanya kenapa bisa mengeluarkan asap seperti itu? ..ternyata menurut beberapa sumber beberapa di antaranya karena mesinnya bukan 4 tak (mesin lama mungkin), atau karena tidak dipanasi (tidak dipanasi biar manasin orang mungkin), atau karena sudah rusak (wah motor besar tapi asapan, mau nge-rokok tuh motor?).

Pesan:
  1. Kepada pengendara motor yang asapnya mengganggu pengendara lain, sebisa mungkin kurangilah asapnya. Entah diperbaiki knalpotnya atau bagaimana (karena saya tidak tau pasti itu kenapa), supaya tidak membuat kesal sesama pengguna jalan; dan
  2. Kepada pengendara motor yang terkena asap atau calon ter-asap, gunakanlah masker motor untuk mengurangi asap terhirup langsung (belilah masker jika belum memilikinya).
Kesan:
  1. Membuat kesal saya sebagai korban; dan
  2. Menyadarkan arti pentingnya mengenakan masker motor.
  3.  
     
Ketiga, Lampu Sein.

Lampu Sein, menurut saya penting digunakan. Mungkin, semua bisa berkata seperti itu. Tapi, beberapa kadang menerapkannya dan tidak semua juga peka. Tapi, lebih menyedihkan lagi ketika seseorang di depan saya salah menghidupkan lampu sein. Ceritanya dia ingin berbelok kiri, tapi lampu sein yang nyala sebelah kanan. Ada juga sebaliknya. Entah itu karena salah tekan, atau karena wanita ingin dimengerti (yah.. seingat saya ketika itu seorang perempuan yang mengendarai motor di depan saya).

Jadi, gunakanlah Lampu Sein itu dengan benar. Sadar jugalah akan pentingnya, karena itu menjadi tanda seseorang akan pindah dari posisinya (entah kiri atau kanan tergantung pilihan lampu yang dihidupkan). Tapi berhati-hatilah dengan lampu yang salah (hidupin ke kiri, tapi belok ke kanan atau sebaliknya). Memang kesalahan manusialah sumbernya karena punya kekurangan, dan kesempurnaan milik Allah SWT. Tapi, ada juga yang sudah menggunakan dengan benar, hanya saja pengguna jalan lain tidak memperhatikan. Cobalah sedikit beri perhatian pada Lampu Sein pengendara di depan kita ya pembaca.

Pesan:
  1. Gunakanlah Lampu Sein dengan baik dan benar.
  2. Perhatikan Lampu Sein pengendara lain yang ada di depan (karena itu tanda-tanda dia akan menikung 'bukan ditikung teman sendiri ceritanya') dan jaga jarak iring agar tidak kaget jika ada pengendara lain berbelok.
Kesan:
  1. Ternyata, Lampu Sein tidak selamanya digunakan dengan baik dan benar.
  2. Lampu Sein juga butuh perhatian (R-BO).

Keempat, Kaca Spion.

Kaca Spion itu sangat penting untuk saya sebagai seorang pengendara motor. Terlepas dari saya berjenis kelamin perempuan, karena saya pikir 'Kaca Spion kiri dan kanan' itu dibuat bukan karena gaya-gayaan, tapi ada tupoksi-nya.

Jadi, saya heran ..Kenapa 'ada' pengendara motor yang hanya memasang Kaca Spion kanan? (setau saya kalau beli motor, sudah diberi sepasang kaca spion). Beberapa orang yang saya kenal menjawab: kanan saja cukup, dan yang kanan lebih sering digunakan. Lalu, apakah semua orang punya jawaban yang kembar? Tentu tidak. Nah! ..untuk pembaca, satu pertanyaan tanpa hadiah:

Untuk apa Kaca Spion diciptakan berpasangan?

Kalau versi iklan di televisi, saya dengar dan ingat 'kurang lebih' begini: "Semua yang diciptakan berpasangan adalah jodoh".

Saya kira..mereka diciptakan untuk ..saling melengkapi.

Sedih dan juga kesal, terutama ketika saya menemukan pengendara motor yang tidak punya kedua-duanya (kaca spion kiri dan kanan). Nah, di sini letak pentingnya kata-kata berikut:

'Hati-Hati! Jaga Jarak'
'Jaga Jarak Aman',
'Jaga Jarak Iring',
atau versi saya
'Bukan Muhrim! Jaga Jarak!'

Bagaimana tidak? Pada saat itu, si pengendara di depan saya seenaknya saja (ya, begitulah tipe manusia) berbelok tanpa rambu-rambu seperti yang saya ceritakan pada bagian ketiga. Seolah jiwa keperempuanan ini diuji, yang katanya kan perempuan perasa, jadi mainlah rasa di situ (dalam hati, rasa-rasa mau berbelok nih orang). Nah! Jaga jarak memang perlu, tapi rasa juga perlu. Tentu sebelum tau orang itu akan berbelok, ada gelagat yang bisa dibaca/dirasa. Menurut saya, dengan adanya Kaca Spion, sebelum berbelok kita bisa melihat terlebih dahulu ada/tidaknya pengendara lain (supaya tidak menabrak maupun ditabrak). Tentu saja, jika hendak berbelok (entah kiri atau kanan) gunakanlah Lampu Sein.

Bicara soal Kaca Spion, ada juga yang membelokkan kaca itu supaya bisa si pengendara bercermin sewaktu mengendarai motornya. Jadi, Kaca Spion kanan menjadi tempat untuk berkaca sembari berkendara. Apakah pembaca pernah melakukan hal yang sama?

Pesan:
  1. Gunakanlah Kaca Spion kiri dan kanan demi keselamatan bersama (entah itu bersama pasangan atau sesama pengendara motor bahkan sesama pengguna jalan). Jangan lupa untuk dipasang dengan benar.
  2. Jangan keenakan melirik Kaca Spion sendiri (seperti untuk bercermin melihat pesona diri) ketika sedang mengendarai motor. Itu bahaya!
Kesan:

  1. Kaca Spion kiri dan kanan itu sangat membantu saya saat berkendara, karena tidak perlu susah-susah lihat kiri/kanan/memutar kepala ke belakang.
  2. Ternyata, Kaca Spion bisa jadi tempat mangamek (minangnya ini, artinya silakan cari google), bercermin/berhias diri.




Catatan Penting:
Untuk kata yang bergaris miring, atau bahasa yang kurang dimengerti..silakan pembaca searching google untuk mencari tau di sumber lain dan terpercaya (karena mungkin google lebih mengerti keinginan pembaca). Haha. Jadi keinget iklan yang apa-apa nanya ke google. *Maaf buat yang gak tau iklannya, silakan tonton iklan di televisi sekarang juga.

Terlepas dari TALK itu semua, pertama kali dibelikan sepeda motor ayah mengajarkan saya untuk membaca doa sebelum bepergian/keluar rumah dan sampai saat ini saya terbiasa.

“Bismillahi tawakkaltu ‘alallah, laa hawla wa laa quwwata illa billah”
Thank you for coming this blog :)