Translate this post ...

... Include the source if you want to post back in this article ... ... Happy reading and hopefully useful ... ^_^

Monday, December 19, 2011

BERIKUT INI CONTOH SOAL UAS BERDASARKAN MATERI KULIAH

BERIKUT INI CONTOH SOAL UAS BERDASARKAN MATERI KULIAH

Contoh soal UAS Materi Pengantar Sosiologi:

#Jelaskan hubungan stratifikasi sosial dengan mobilitas sosial# (Penjelasan diikutsertakan dengan contoh)

#Jelaskan konsep di bawah ini#

-KEKUASAAN dan WEWENANG
-MOBILITAS SOSIAL
-STATUS dan PERAN
-PENGENDALIAN SOSIAL

#Sebutkan perubahan yang menuju pada proses

-kemajuan
-kemunduran

#Sebutkan dan jelaskan 5 ukuran sosiologi tentang MASALAH SOSIAL#

Contoh soal UAS Pengantar Antropologi:

#Jelaskan apa yang dimaksud dengan Asimilasi dan Akulturasi serta berikan contoh masing-masing!#

#Jelaskan pengertian dari:#Dan berikan contohnya masing-masing!#

-SUKU BANGSA
-STEREOTIPE
-DAERAH KEBUDAYAAN

PETUNJUK MENJAWAB SOAL:

Menjelaskan "KONSEP" terdiri atas defenisi/pengertian, ciri-ciri, bentuk dan klasifikasi

SEMOGA BERMANFAAT :) MAAF BILA TIDAK DISERTAI JAWABAN KARENA PENULIS SEDANG BANYAK KERJAAN :D

TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG

Baca juga: Materi Sistem Struktur Sosial Masyarakat Indonesia

MATERI PENGANTAR SOSIOLOGI

BERIKUT INI HASIL RANGKUMAN YANG SAYA BUAT BERDASARKAN SILABUS PENGANTAR SOSIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI PADANG (UNP)SEMESTER GANJIL 2011:

Konsep, sifat, dasar dan unsur STRATIFIKASI SOSIAL

KONSEP (defenisi=arti, ciri-ciri, bentuk, klasifikasi)

Pengertian/defenisi:
• perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat
• pembedaan manusia secara vertikal-ELITE
• pelapisan social-bertingkat, hirarki
• pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara vertikal atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana direktur berada pada strata / tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor atau supervisor di perusahaan tersebut.

Hakekat:
tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban-kewajiban.

Bentuk:
• Ekonomi
• Usia
• Status social
• Politik

Contoh:
Struktur organisasi perusahaan di mana direktur berada pada strata / tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor atau supervisor di perusahaan tersebut.

SIFAT

1.BERSIFAT TERTUTUP (CLOSED STRATIFICATION) tidak bisa pindah ke status lain
Yaitu membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik gerak ke atas maupun gerak kebawah, bila akan menjadi anggota biasanya berdasarkan kelahiran (contoh : Kasta dalam agama Hindu, Sistem Feodal, Sistem Rasial)

2. BERSIFAT TERBUKA (OPEN STRATIFICATION) bisa pindah ke status lain
Yaitu setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan , atau bagi mereka yang tidak beruntung untuk jatuh dari lapisan atas ke lapisan bawahnya.

DASAR

Ada sesuatu yang dihargai:

Kekayaan Kekuasaan Pendidikan Kehormatan Kebangsawanan
-Uang -Jabatan: -Jenjang pendidikan: -Gelar: -Dt (Datuak)
-Istana Camat, Prof, Dr, Dekan Hj. H. -St (Sutan) -Bagindo

Bibit yang menumbuhkan stratifikasi yaitu barang yang dihargai misalnya: Uang, Harta benda, Tanah, Kekuasaan, Ilmu Pengetahuan.


Dasar stratifikasi:
Ekonomi/Kekayaan, Kekuasaan, Kehormatan, Ilmu pengetahuan

UNSUR

1.Kedudukan (Status)
Yaitu kedudukan sebagai tempat/posisi seseorang dalam suatu kelompok social

2.Peranan (Role)
Yaitu Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan.

Konsep KELAS SOSIAL dan MOBILITAS SOSIAL
Dasar terbentuknya kelas sosial
Bentuk-bentuk mobilitas sosial

KONSEP

Pengertian KELAS SOSIAL:
o Sekelompok/semua orang yang sadar akan kedudukannya salam suatu lapisan yang sama.
o pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Pengertian MOBILITAS SOSIAL:
Perpindahan strata sosial orang/kelompok.

Faktor terbentuknya mobilitas sosial:
• Status sosial
• Keadaan politik
• Kondisi ekonomi
• Agama

Macam-macam mobilitas:
1. Horisontal
perubahan kedudukan atau posisi pada strata yang sama. Contoh: mutasi jabatan yang sama ditempat berbeda.
2. Vertikal
perubahan kedudukan atau status dari strata satu kestrata yang lebih tinggi atau rendah

Saluran mobilitas: ekonomi, pendidikan, keragaman, politik, militer.

DASAR TERBENTUK KELAS SOSIAL

 Kekayaan
 Kekuasaan
 Kehormatan
 Ilmu Pengetahuan

BENTUK-BENTUK MOBILITAS SOSIAL

1. Mobilitas Vertikal
pepindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok warga pada lapisan sosial yang berbeda.

Mobilitas Vertikal naik memiliki dua bentuk ,yaitu sebagai berikut:

• Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Misalnya:seorang camat diangkat menjadi bupati.
• Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada.

Mobilitas Vertikal turun juga mempunyai dua bentuk sebagai berikut.

• Turunnya kedudukan seseorang kedudukan lebih rendah ,Misalnya, seseorang prajurit yang dipecat karena melakukan desersi.
• Tidak dihargai lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial atas,misalnya , seorang yang menjabat direktur bank,karena bank yang dipimpinya bermasalah maka ia diturunkan menjadi staf direksi.

2. Mobilitas Horizontal
perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan.

Ciri utama mobilitas horizontal adalah lapisan sosial yang ditempati tidak mengalami perubahan .Contohnya,tindakan mengevakuasi penduduk yang tertimpa bencana alam ke daerah lain.

3. Mobilitas Antargenerasi
perpindahan antara dua generasi atau lebih.

 Mobilitas Intergenerasi (perbedaan status yang dicapai seseorang dengan status orang tuanya)
perpindahan status sosial yang terjadi di antara beberapa generasi.
Contoh: anak tukang sepatu berhasil menjadi insinyur atau anak menteri yang menjadi pedagang kaki lima.

 Mobilitas Intragenerasi (dialami seseorang dalam masa hidupnya)
perpindahan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.
Contoh: status asisten dosen menjadi guru besar atau dari perwira pertama menjadi perwira tinggi.

Konsep STATUS dan PERAN
Ukuran dan jenis status
Istilah terkait dengan ststus dan peran (simbol status, multi status, konflik status, marginal status)

KONSEP

STATUS
• Tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok social.
• Aspek statis (tetap/tidak berubah)
• Factor status: motivasi

PERAN
• Aspek dinamis kehidupan (bisa berubah)/satuan keteraturan perilaku yang diharapkan dari individu

Status dan Peran tidak dapat dipisahkan karna selalu beriringan.
Contoh: selama masih dalam kampus sesuai jangka waktu mahasiswa (wisuda) tetap mahasiswa.

UKURAN STATUS


 Pendidikan/keahlian dan pengalaman
 Kebangsawanan/keturunan
 Ekonomi
 Kehormatan

JENIS STATUS

1. Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir.
Contoh: jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.

2. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya.
Contoh: harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.

3. Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat.
Contoh: seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.

ISTILAH STATUS DAN PERAN

• Symbol status: tanda-tanda yang menunjukkan status seseorang baik berbentuk fisik/mimic wajah/kata-kata. Contoh: cara berpakaian, pergaulan, cara mengisi waktu senggang, memilih tempat tinggal.
• Konflik status: pertentangan yang terjadi pada diri seseorang bila memiliki status yang lebih.
• Marginal status: ketidaksesuaian keadaan seseorang dengan status yang ia miliki. Contoh: Sarjana jadi tukang ojek.
Konsep dan hakekat KEKUASAAN, WEWENANG dan KEPEMIMPINAN
Sumber dan unsur kekuasaan
Tipe wewenang dan sifat kepemimpinan

KONSEP

Kekuasaan(power): kemampuan yang ada pada orang/kelompok untuk mempengaruhi pihak lain supaya menuruti kehendaknya baik dengan cara persuasi maupun koersif

Wewenang: kekuasaan yang diakui oleh masyarakat-HAK/ Bila kekuasaan itu melembaga dan di akui masyarakatnya/kekuasaan yang memiliki keabsahan ( legitime power )

Kepemimpinan: suatu kemampuan dari seseorang (leader) untuk mempengaruhi orang lain sebagai fihak yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya, sehingga mereka bertingkah-laku sebagaimana yang dikehendaki oleh pemimpin tersebut.

SUMBER kekuasaan:

o materi
o pengetahuan
o hukum
o wibawa/charisma

UNSUR kekuasaan:

o rasa takut (menimbulkan suatu kepatuhan)
o rasa cinta (menghasilkan perbuatan positif/menyenangkan semua pihak)
o kepercayaan (percaya pada penguasa-asosiatif/untuk kelanggengan suatu kekuasaan)
o pemujaan atau sugesti (tindakan penguasa dibenarkan/setidak-tidaknya dianggap benar)

TIPE wewenang:

o Wewenang resmi
o Wewenang tidak resmi
o Wewenang pribadi dan teritorial
o Wewenang terbatas dan menyeluruh
o Kharisma tradisional dan rasional

Tiga macam wewenang:

a. Wewenang kharismatik, merupakan wewenang yang dimiliki oleh seseorang karena kharisma kepribadiannya.
b. Wewenang tradisional, merupakan wewenang yang bersumber dari tradisi masyarakatnya yang berbentuk kerajaan
c. Wewenang rasional,merupakan wewenang yang berlandaskan sistem yang berlaku.

SIFAT kepemimpinan:

1. Resmi: kepemimpinan yang tersimpul di dalam suatu jabatan.
2. Tidak resmi: kepemimpinan karena pengakuan masyarakat dan kemampuan seseorang untuk menjalankan kepemimpinan.

Konsep dan sumber PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
Arah perubahan sosial budaya

KONSEP

Perubahan social (Social Change)
• Perubahan yang berkaitan dengan aspek-aspek sosial manusia dan masyarakat yang mempengaruhi system social, nilai, sikap, serta perilaku individudan kelompoknya.
• Perubahan dalam perbedaan usia, tingkat kelahiran, dan penurunan rasa kekeluargaan antar anggota masyarakat sebagai akibat terjadinya arus urbanisasi dan modernisasi.
Contoh: perkembangan ilmu pengetahuan ternyata juga berpengaruh pada perubahan ekonomi, politik, agama, dan gaya hidup manusia, Beranekanya aksesoris jilbab memancing pedagan untuk berbisnis itu.

Faktor social change:
-Internal
Invention, discovery, penafsiran baru, atau rasa tidak puas terhadap keadaan
Perubahan struktur
-Eksternal
Perang, imperialisasi, kolonisasi
Ekspansibudaya, dll

Bentuk perubahan:
-Evolusi (lambat): memerlukan waktu lama, perubahannya kecil, perubahan tidak disadari oleh masyarakat, tidak diikuti oleh konflik atau tidak menimbulkan kekerasan.
Contoh: perubahan mata pencaharian masyarakat
-Revolusi (cepat): membutuhkan waktu singkat, perubahannya besar karena menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan, perubahan disadari/direncanakan, seringkali diikuti oleh kekerasan atau menimbulkan konflik.
Contoh: revolusi Indonesia tahun 1945, reformasi Indonesia tahun 1998, revolusi industri Perancis dan Inggris.

Sifat Perubahan Sosial
o terjadi dimana saja dan setiap lapisan masyarakat
o yang direncanakan dan tidak direncanakan.
o sering menghasilkan kontroversi, atau perubahan yang terjadi dalam suatu bidang akan selalu memunculkan bantahan dan konflik dengan paihak lain.
o beberapa perubahan memiliki nilai kepentingan lainnya.

Faktor yang Mendorong Terjadinya Perubahan Sosial
a. Ketidakpuasan terhadap sesuatu yang ada, sehingga timbul keinginan untuk mencari atau menciptakan situasi baru yang lebih baik.
b. Timbuknya ketimpangan antara hal-hal yang sekarang ada dan yang seharusnya ada dimasyarakat.
c. Timbul tekanan dari luar yang mengharuskan individu atau masyarakat untu menyesuaikan diri dengan masyarakat.

Perubahan budaya (Cultural Change)
Terjadinya perubahan pada salah satu unsur, dia tidak mempengaruhi unsur yang lain dalam masyarakat.
Perubahan fenomena kultural seperti ide, pengetahuan, pemahaman keagamaan, kratifitas budi, dan aspek estetika manusia
Contoh: kesenian , ilmu pengetahuan , teknologi, aturan-aturan hidup berorganisasi, dan filsafat. Bahasa gaul “Coy, Bro, Sist” tidak mempengaruhi unsur lain.

SUMBER
Internal “Inovasi” “Revolusi” “Konflik” “Anomi”
Eksternal:
Indonesia dijajah Belanda (peperangan)
Banjir/kebakaran (bencana alam)
Pengaruh budaya masyarkat lain (kebudayaan luar)

ARAH PERUBAHAN (terkait waktu dan tempat)

1. Linear (bertahap jangka waktu lama)
2. Siklus (berulang)
3. Dialektik (penuh konflik)
4. Center of pheripheri

Konsep dan jenis PENGENDALIAN SOSIAL
Pendekatan pengendalian sosial
Lembaga pengendalian social

KONSEP

Pengertian:
upaya untuk mewujudkan kondisiseimbang didalam masyarakat/suatu cara dan proses, baik yang terencana ataupun tak terencana, dalam upaya manusia untuk mengendalikan individu, kelompok, ataupun masyarakat untuk dapat berperilaku selaras atau sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat.

Bentuk pengendalian social:
o Gossip (orang atau lembaga yang terkena gosip akan berusaha memperbaiki tingkah lakunya, jika tidak, maka orang atau lembaga tersebut akan dicemooh, dikucilkan, dan merasa terisolir dalam kehidupan bermasyarakatnya)
o Teguran (dilakukan secara langsung kepada pelaku tindak penyimpangan agar pelaku tindak penyimpangan tersebut menyadari perbuatannya dan dapat segera menghentikan tingkah laku menyimpangnya sesuai dengan peraturan yang berlaku)
o Sanksi/hukuman (memberikan efek jera kepada pelaku penyimpangan sosial dan memberikan contoh kepada pihak lain agar tidak ikut melakukan perbuatan menyimpang (schock theraphy)
o Pendidikan dan agama (mengarahkan dan membentuk sikap mental anak didik sesuai dengan kaidah dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Pendidikan memberi pengertian akan hal yang baik dan hal yang buruk melalui pendekatan ilmiah dan logika)

JENIS

1. Berdasarkan Waktu Pelaksanaannya
Berdasarkan waktu pelaksanaannya, pengendalian sosial dapat dibedakan menjadi tiga, berikut ini.
a. Tindakan preventif; yaitu tindakan yang dilakukan oleh pihak berwajib sebelum penyimpangan sosial terjadi agar suatu tindak pelanggaran dapat diredam atau dicegah. Pengendalian yang bersifat preventif umumnya dilakukan dengan cara melalui bimbingan, pengarahan dan ajakan. Contohnya kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh dinas-dinas terkait tentang bahaya yang ditimbulkan sebagai akibat dari pemakaian narkoba.
b. Tindakan represif; yaitu suatu tindakan aktif yang dilakukan pihak berwajib pada saat penyimpangan sosial terjadi agar penyimpangan yang sedang terjadi dapat dihentikan. Contohnya guru memberi hukuman kepada siswa yang terlambat dan tidak tertib di sekolah. Hukuman ini dimaksudkan agar tindakan penyimpangan siswa tidak berulang lagi.
c. Tindakan kuratif; tindakan ini diambil setelah terjadinya tindak penyimpangan sosial. Tindakan ini ditujukan untuk memberikan penyadaran kepada para pelaku penyimpangan agar dapat menyadari kesalahannya dan mau serta mampu memperbaiki kehidupannya, sehingga di kemudian hari tidak lagi mengulangi kesalahannya. Contohnya memasukkan para pencandu narkoba ke tempat rehabilitasi untuk mendapatkan pembinaan agar para pelaku tidak akan mengulangi perbuatannya kembali

2. Berdasarkan Sifatnya

a. Pengendalian internal; pengendalian sosial jenis ini dilakukan oleh penguasa atau pemerintah sebagai pemegang kekuasaan (the rulling class) untuk menjalankan roda pemerintahannya melalui strategi-strategi politik. Strategi-strategi politik tersebut dapat berupa aturan perundang-undangan ataupun program-program sosial lainnya.
b. Pengendalian eksternal; pengendalian sosial jenis ini dilakukan oleh rakyat kepada para penguasa. Hal ini dilakukan karena dirasa adanya penyimpanganpenyimpangan tertentu yang dilakukan oleh kalangan penguasa. Pengendalian sosial jenis ini dapat dilakukan melalui aksi-aksi demonstrasi atau unjuk rasa, melalui pengawasan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), atau pun melalui wakil-wakil rakyat di DPRD.

3. Berdasarkan Cara atau Perlakuan Pengendalian Sosial
a. Tindakan persuasif; yaitu tindakan pencegahan yang dilakukan dengan cara pendekatan secara damai tanpa paksaan. Bentuk pengendalian ini, misalnya berupa ajakan atau penyuluhan kepada masyarakat untuk tidak melakukan hal-hal yang menyimpang. Contohnya seorang guru BP menasehati dan menghimbau kepada siswa untuk tidak merokok.
b. Tindakan coersif; yaitu tindakan pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara pemaksaan. Dalam hal ini, bentuk pemaksaan diwujudkan dengan pemberian sanksi atau hukuman terhadap siapa saja yang melakukan pelanggaran sesuai dengan kadar penyimpangannya. Contohnya penertiban PKL secara paksa yang dilakukan oleh petugas Satpol PP.

4. Berdasarkan Pelaku Pengendalian Sosial

a. Pengendalian pribadi; yaitu pengaruh yang datang dari orang atau tokoh tertentu (panutan). Pengaruh ini dapat bersifat baik atau pun buruk.
b. Pengendalian institusional; yaitu pengaruh yang ditimbulkan dari adanya suatu institusi atau lembaga. Pola perilaku lembaga tersebut tidak hanya mengawasi para anggota lembaga itu saja, akan tetapi juga mengawasi dan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di sekitar lembaga tersebut berada. Misalnya kehidupan para santri di pondok pesantren akan mengikuti aturan, baik dalam hal pakaian, tutur sapa, sikap, pola pikir, pola tidur, dan sebagainya. Dalam hal ini, pengawasan dan pengaruh dari pondok pesantren tersebut tidak hanya terbatas pada para santrinya saja, namun juga kepada masyarakat di sekitar pondok pesantren.
c. Pengendalian resmi; yaitu pengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan oleh lembaga resmi negara sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan sanksi yang jelas dan mengikat. Pengendalian resmi dilakukan oleh aparat negara, seperti kepolisian, satpol PP, kejaksaan, ataupun kehakiman untuk mengawasi ketaatan warga masyarakat terhadap hukum yang telah ditetapkan.
d. Pengendalian tidak resmi; yaitu pengendalian atau pengawasan sosial yang dilakukan tanpa rumusan aturan yang jelas atau tanpa sanksi hukum yang tegas. Meskipun demikian, pengendalian tidak resmi juga memiliki efektivitas dalam mengawasi atau mengendalikan perilaku masyarakat. Hal ini dikarenakan sanksi yang diberikan kepada pelaku penyimpangan berupa sanksi moral dari masyarakat lain, misalnya dikucilkan atau bahkan diusir dari lingkungannya. Pengendalian tidak resmi dilakukan oleh tokoh masyarakat, tokoh adat, ataupun tokoh agama yang memiliki kharisma dan dipandang sebagai panutan masyarakat.

PENDEKATAN

a. Pengendalian kelompok terhadap kelompok; misalnya anggota Kepolisian Sektor Pasanggrahan Jakarta Selatan mengawasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Kecamatan Pasanggrahan.
b. Pengendalian kelompok terhadap anggotanya; misalnya bapak/ibu guru di sekolah mengendalikan dan membimbing siswa/siswi yang belajar di sekolah itu.
c. Pengendalian pribadi terhadap pribadi lain; misalnya seorang ayah yang mendidik dan merawat anaknya, atau seorang kakak yang menjaga adiknya.

LEMBAGA

o Kepolisian
o Pengadilan
o Adat
Konsep dan klasifikasi MASALAH SOSIAL
Ukuran sosiologi tentang masalah sosial
Beberapa masalah sosial penting

KONSEP

Pengertian: suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau menghambat terpenuhinya keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial.

UKURAN SOSIOLOGI

1. Kriteria utama
Masalah social yaitu, tidak adanya persesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai social dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial. Unsur-unsur yang pertama dan pokok dari masalah social adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata kehidupan. Artinya, adanya kepincangan-kepincangan antara anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi.
Secara sosiologis, agak sulit untuk menentukan secara mutlak sampai sejauh mana kepincangan dalam masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai suatu problema social juga.

2. Sumber – sumber Sosial Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan persoalan-persoalan yang timbul secara langsung dari atau bersumber langsung kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Jadi sebab-sebab terpentingnya masalah social haruslah bersifat sosial. Ukurannya tidaklah semata-mata pada perwujudannya yang bersifat sosial, akan tetapi juga pada sumbernya.
Kepincangan yang disebabkan oleh gempa bumi, angin topan, meletusnya api, banjir, epidemi dan segala sesuatunya yang disebabkan oleh alam, bukan merupakan maslah sosial.
Yang pokok disini adalah bahwa akibat dari gejala-gejala tersebut, baik gejala sosial maupun bukan sosial, menyebabkan masalah sosial. Inilah yang menjadi ukuran bagi sosiologi.

3. Pihak-pihak yang Menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan masalah social atau tidak.
Ukuran diatas bersifat relative sekali. Mungkin dikatakan bahwa orang banyaklah yang harus menentukannya, atau segolongan orang yang berkuasa saja atau lain-lainnya. Dalam masyarakat merupakan gejala yang wajar jika sekelompok warga masyarakat menjadi pimpinan masyarakat tersebut. Golongan kecil tersebut mempunyai kekuasaan dan wewenang yang lebih besar dari orang lain untuk membuat serta menentukan kebijaksanaan sosial.
Dalam hal ini para sosiologi harus mempunyai hipotesis sendiri untuk kemudian diujikan pada kenyataan-kenyataan yang ada. Sikap masyarakat itu sendirilah yang menentukan apakah suatu gejala merupakan suatu problema social atau tidak.

4. Manifest social problem dan latent social problem
Sosiologi juga merupakan warga karena itu tidak mustahil, kalau penelitian-penelitiannya kadangkala tercemar oleh unsur subyektif lantaran ikatan yang begitu kuat antara dia sebagai warga dengan masyarakat.
Manifest social problem merupakan masalah sosial yang timbul sebagai akibat terjadinya kepincangan-kepincangan dalam masyarakat. Kepincangan mana dikarenakan tidak sesuainya tindakan dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Masyarakat pada umumnya tidak menyukai tindakan-tindakan yang menyimpang.

5. Perhatian masyarakat dan masalah social
Suatu kejadian merupakan masalah social belum tentu mendapat perhatian yang sepenuhnya dari masyarakat. Sebaliknya, suatu kejadian yang mendapat sorotan masyarakat, belum tentu merupakan masalah social.
Hal lain yang perlu pula diketahui adalah bahwa semakin jauh jarak social antara orang-orang yang kemalangan dengan orang yang mengatahui hal itu, semakin kecil pula simpati timbul dan juga semakin kecil perhatian terhadap kejadian tadi.
Suatu problema yang merupakan manifest social problem adalah kepincangan-kepincangan yang menurut keyakinan masyarakat dapat diperbaiki, dibatasi atau bahkan dihilangkan. Lain halnya dengan latent social problem yang sulit diatasi, karena walaupun masyarakat tidak menyukainya, tetapi masyarakat tidak berdaya untuk menghadapinya. Dalam mengatasi problema tersebut, sosiologi seharusnya berpegang pada perbedaan kedua macam problema tersebut yang didasarkan pada system nilai-nilai masyarakat, sosiologi seharusnya mendorong masyarakat untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan yang diterimanya sebagai gejala abnormal yang mungkin dihilangkan (atau dibatasi).

BEBERAPA MASALAH SOSIAL

1. Kemiskinan (tidak mampu memenuhi kebutuhan primer sehingga muncul tunakarya, tuna susila dan lainnya.)
2. Kejahatan
3. Perpecahan keluarga
4. Masalah generasi muda dalam masyarakat modern (redikalisme, delinkuensi dan sebagainya) dan sikap yang apatis)
5. Peperangan
6. Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat (pelacuran, alkoholisme, homoseksualitas)
7. Birokrasi
8. Masalah lingkungan hidup
9. Masalah kependudukan

DIMOHON KRITIK DAN SARAN DEMI SEMPURNANYA MATERI INI :D
SEMOGA BERMANFAAT :)

BY: RAIYSATUL HAYY

Baca juga: http://hayyhayy.blogspot.co.id/2015/09/coret-tentang-101-nama-nama-lain-hari.html
Thank you for coming this blog :)